Logo Gereja

Paroki Tanjung Priok Gereja St. Fransiskus Xaverius

Evangelizare Pauperibus Misit Me

PROFILE PAROKI

Profile Paroki

Paroki Tanjung Priok merupakan gereja katolik yang secara resmi berdiri pada tahun 1952, yang dalam perjalanannya senantiasa terus berkembang. Perkembangannya juga dipengaruhi oleh arus urbanisasi ke kota Batavia (saat itu) yang merupakan kota pelabuhan. Sehingga paroki Tanjung Priok juga turut diwarnai dengan keanekaragaman suku & budaya umatnya.

Sejarah Paroki Sejarah Paroki

Paroki Tanjung Priok berawal dari sebuah stasi yang secara rutin dilayani oleh pastor Belanda sejak tahun 1932. Dan di tahun 1940, Stasi Tanjung Priok mendapatkan sebuah gedung peninggalan Belanda yang dimanfaatkan untuk perayaan ekaristi, pelajaran agama katolik, dan kegiatan lainnya (yang sebelumnya dilaksanakan di rumah keluarga). Karena perkembangan umat katolik di Stasi Tanjung Priok, pada tahun 1947 Belanda membangun Gereja darurat di area pelabuhan Tanjung Priok yang umat sering menyebut dengan “Gereja Pelabuhan”.

Pada tanggal 2 Januari 1952, Stasi Tanjung Priok diresmikan vikaris apostolik Jakarta saat itu, menjadi Paroki St Fransiskus Xaverius dengan pastor Pabst sebagai pastor kepala yang pertama.

Pembangunan Gereja

Sementara belum dibangun Gedung gereja, Paroki Tanjung Priok sejak 3 Juni 1965 berhasil membangun sebuah kapel yang diberi nama Maria Bintang Laut (MBL) yang ada di daerah Warakas berfungsi sebagai pusat kegiatan iman umat yang tinggal di Warakas dan sekitarnya, yang pembangunannya menggunakan uang pribadi Rm Kurris.

Dengan usaha yang panjang dan tak kenal lelah dari para pastor saat itu, pembangunan gereja Paroki Tanjung Priok baru dimulai pada 11 Oktober 1969 di atas tanah hibah dari ALRI (Angkatan Laut RI). Dan pada tanggal 3 Desember 1970, pembangunan gereja selesai dikerjakan. Sebagai ungkapan syukur atas selesainya pembangunan gereja, dipersembahkan perayaan ekaristi yang pertama, yang juga bertepatan dengan pesta St Fransiskus Xaverius.

Pembangunan Gereja Pembangunan Gereja

Sejak berdirinya pada tahun 1952 sampai tahun 1996, reksa pastoral paroki ditangani oleh Konggregasi Serikat Jesus (SJ) dan mulai tahun 1996 sampai sekarang reksa pastoral paroki Tanjung Priok beralih ke Congregatio Missionis (CM).

Sejak berdirinya Gedung Gereja St. Fransiskus Xaverius sampai dengan saat ini, sudah beberapa kali mengalami renovasi:

Renovasi Gereja Renovasi Gereja

Sejak berdirinya sampai dengan saat ini sebanyak 41 pastor telah berkarya dan berpastoral di Paroki Tanjung Priok. Saat ini yang berkarya di Paroki Tanjung Priok adalah Rm. Antonius Yuni Wimarta CM (Kepala) dan Rm. Henricus Yuli Kurniawan CM (Rekan).

Para romo yang berkarya juga dibantu oleh para Dewan Paroki (DPH, DP Inti & DP Pleno). Wilayah Paroki Tanjung Priok berbatasan dengan paroki-paroki berikut ini:

Jumlah umat sejak jaman pendudukan Jepang kurang lebih hanya 100 orang, dalam perkembangannya jumlah umat katolik di Paroki Tanjung Priok terus bertambah hingga saat ini jumlahnya mencapai 5.725 (1.888 KK) sesuai data biduk per Juni 2022, dengan berbagai macam suku yang datang dari Sabang sampai Merauke semua ada di Paroki Tanjung Priok. Dan keberagaman ini telah menjadi kekuatan tersendiri bagi Paroki Tanjung Priok untuk terus berkembang dalam pelayanan dan peziarahannya.

Paroki Tanjung Priok saat ini terdiri dari 9 wilayah dan 37 lingkungan dengan 1.888 keluarga ditambah dengan beberapa kelompok kategorial & kelompok inkulturasi (Sumut, NTT, Sulut, Tionghoa & Jawa), yang semakin menyemarakkan warna Paroki Tanjung Priok dengan keberagaman dan kekhasannya.

Karya-karya sosial Paroki Tanjung Priok antara lain:

Selain itu, masih banyak aksi sosial lainnya yang dilaksanakan di Paroki Tanjung Priok antara lain: donor darah, pembagian sembako murah, ikut memberikan hewan kurban saat Idul Adha, bekerjasama dengan Polres Jakarta Utara mengadakan vaksin Covid-19, dll.

Pandemi Covid

Pada saat pandemi Covid-19, sungguh merupakan saat-saat yang berat bagi kita semua tak terkecuali Paroki Tanjung Priok. Tetapi dengan penyertaan Tuhan dan dengan dukungan semua umat, Paroki Tanjung Priok dapat menghadapi masa pandemi. Di masa pandemi ini, Paroki Tanjung Priok juga ikut serta membantu umat yang terkena dampak. Untuk yang terpapar Covid-19, Paroki melalui sie PSE dan tim yang dibentuk ikut membantu umat yang melakukan isoman dengan memberi bantuan sembako & vitamin. Bagi umat yang terkena dampak secara ekonomi, Paroki memberikan bantuan sembako, dana, dan pemberdayaan ekonomi dengan beberapa pelatihan.

Pandemi Covid

Untuk merespon instruksi dari KAJ menghadapi pandemi Covid-19, Paroki Tanjung Priok juga telah membentuk TGKP yang bertugas untuk ikut ambil bagian dalam penangan dampak dari pandemi Covid-19 & mengatur pelaksanaan misa selama pandemi.

Karena pandemi Covid-19 juga semua pelaksanaan misa berubah menjadi online, yang menyebabkan pemasukan paroki berkurang drastis yang mengakibatkan keuangan paroki terganggu. Dan karena pandemi pula semakin menampakkan kerukunan & kepedulian umat semakin nyata. Hal ini terbukti meskipun di masa sulit Paroki Tanjung Priok masih bisa menggalang bantuan dari umat untuk berbelarasa membantu sesama yang membutuhkan.

Setelah pandemi berangsur-angsur melandai, maka saat ini Paroki Tanjung Priok berencana akan kembali berupaya mewujudkan cita-cita yang tertunda karena pandemi yaitu mengganti bangku plastik dengan bangku kayu yang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Semoga cita-cita ini dapat segera terwujud dengan partisipasi seluruh umat dan dengan bantuan penyelenggaraan Tuhan.

Keberagaman umat Paroki Tanjung Priok senantiasa menjadi kekayaan & kekuatan kami untuk selalu berkembang. Dan tantangan terbesar Paroki Tanjung Priok dari tahun ke tahun adalah kesulitan untuk mencari pengganti pengurus dewan paroki.

Gereja St. Fransiskus Xaverius Tanjung Priok kini menjadi pusat spiritual dan komunitas bagi umat Katolik di daerah tersebut, dengan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial yang terus berjalan untuk memperkuat iman dan kebersamaan umat. Dengan semangat pelayanan dan kasih, paroki ini berperan penting dalam membangun komunitas yang harmonis dan beriman.

Footer at Bottom